Resume 1
Belajar Menulis Bersama OmJay dan Pak Agus Sampurno
“Kali ini saya akan memfasilitasi diskusi mengenai blogging sebagai
aspek reflektif bagi seorang pendidik”, begitu kalimat pengantar yang beliau
sampaikan..
"Saat ini seorang guru diperlukan inovasi nya dikarenakan semua katup yg
sebabkan mandeknya Kreativitas sdh dibuka
Misalnya
1. RPP menjadi lebih aplikatif
2. Kepemimpinan diupayakan agar
dimiliki juga oleh guru sebagai guru penggerak
Membuat blog erat kaitan nya dengan
inovasi
Tak lama kemudian, Ting,…ada posting
baru masuk lagi. Sebuah pemberitahuan agar
para peserta belajar menulis untuk mengisi survey. “Asyik nih ada aplikasi yang
baru saya kenal. Namanya mentimeter.” Voting ini bisa dipelajari di www.menti.com. Mentimeter adalah alat voting
online yg interaktif, bisa dipakai dikelas kita juga.
Sang moderator mencoba menanggapi pertanyaan survey
tersebut,” Pilihan jawaban keren dan membuat kita berpikir kreatif”.Menurutku
juga demikian, butuh berkali-kali membaca perytanyaannya dan baru bisa
menjawabnya.
Sebukan 3 hal yang yang merupakan tantangan dari
inovasi / perubahan. Banyak dari para peserta yang menjawab, “
Kesempaatan,kurangnya motivasi, dan teknologi” Pertanyaan yang kedua, “ Pilih
hal yang paling penting yang membuat sebiuah inovasi / best practice bisa
berhasil?
Bayak dari peserta yang menjawab
komitmen, kerja sama, perencanaan dan support/ pengarahan/ arahan pimpinan.
Akhirnya,
dari hasil survey tersebut, pak Agus sang narasumber menyampikan, bahwa ada SALAH
PAHAM MENGENAI INOVASI
1.
Inovasi tidak melulu soal teknologi
2.
Inovasi hanya lahir dari kepala sekolah yg hebat kemudian guru tinggal
melaksanakan.
3.
Inovasi adalah produk. Padahal inovasi adalah budaya.
4.
Inovasi sama dengan kreativitas
5.
Inovasi lahir dari sekumpulan orang pintar
6.
Inovasi lahir dari kesulitan alias the power of kepepet.
7.
Inovasi lahir begitu saja.
8.
Inovasi lahir karena dipaksa
Kemudian, menurut kaum pendidik dan
pemimpin di sekolah, hambatan inovasi
1. Ujian nasional
2. Pihak dinas
3. Rekan sekerja
4. Input siswa
5. Waktu yg sedikit
6. Bullying antar guru
7. Kepala sekolah atau rekan sekerja yg cuek
8. Biaya
9. Sarpras
10. Kurikulum
11. Orang tua siswa
12. Kewajiban membuat administrasi pengajaran
Terdapat dua jenis perubahan yg
terjadi di dunia pendidikan
1. DISRUPTIVE. Perubahan bersifat
memaksa. Aplikasi Ruang Guru misalnya ia bukan mengantikan peran guru. Aplikasi
tsb hanya menggantikan guru yg malas, yg mabuk akan status PNS namun malas
belajar kembali, guru yg bahagia mengajar sekedar nya saja apalagi ditunjang
oleh kepsek yg cuek .
2. INCREMENTAL. Mungkin tafsirannya
adalah perubahan yg terstruktur, melibatkan semua pihak, didokumentasikan dan
dirayakan saat ada perubahan/perbaikan sekecil apapun itu. Open minded terhadap
kesalahan. Menjadikan kesalahan sebagai batu lompatan
Saya akan memulai cerita mengenai
Google. Sebagai perusahaan mereka punya rasio 80:20Artinya 80 persen waktu
karyawan nya digunakan utk mengerjakan tugas
atau pekerjaan wajib nya.Sementara 20 persen digunakan utk bereksperimen
yang difasilitasi oleh perusahaan dgn memberikan kesempatan utk berpresentasi
di depan petinggi perusahaan. Karyawan yg inovasi nya dipandang berharga akan
diberi pembiayaan.
Dengan emoticon senyum lebar,
soerang peserta memberi pertanyaan, “ Tadi pak Agus bilang kesalhan dalam
memahami inovasi itu sebgai teknologi. Saya memahaminya memang seperti itu karena sesuai dengan
tuntunan zaman milenialkata orang.. 4.0 “
Kemudian pak Agus menanggapi, “
terima kasih atas tanggapannya, cakupan invasi cukupluas, , dan memang benar
bahwa generasi saat ini menyukai teknologi. Saat yang sama guru bisa
menggabungkan keduanya, misalnya dengan melakukan inovasi dalam proses
pembelajaran dahulu baru dicari apakah ada teknologi yang bisa mendukung.
Misalnya guru yang berinovasi membuat siswanya rajin dan menjadi pandai menulis
kemudian belajar cara membuat blog untuk kelasnya. Agar tulisan siswanya bisa
dibaca lebih luas audiensnya. Jadi mesti aspek pedagogil dahulu baru teknologi.
Wah, betul juga ya, menurutku ini
sangat inspiring, sambal menyelam minum air. Selain mengajarkan
keterampilan menulis, guru juga bia sambal mengenalkan blog. Wow!
Ting…..”Bagaimana dengan kreatifitas yg minim jika ingin melakukan inovasi pak Agus
Sampurno ?”
Bisa mulai dengan prinsip ATM
Amati- - Tiru- Modifikasi .Cari hal yg menurut bapak
menarik lalu terapkan prinsip ATM. Jawaban tersebut kemudian disusul oeh pertanyaan berikutnya
“Bukankah orang yang resisten merupakan
hambatan dalam inovasi pak ?”.
“Setuju, sebaiknya jauh-jauhi dari tipe seperti ini, Jika ibu adalah
pemimpin di sekolah, cukup pastikn ia tidak memprovokasi guru lainnya dalam
menghadapi perubahan”
“Inovasi sering terhambat oleh rekan kerja yg
cuek atau pimpinan sekolah yg cuek”
“Jika ini terjadi maka pastikan anda punya 'tempat bermain di luar'.
Tempat bermain maksudnya adalah:
1. Komunitas
2. Follower
3. Teman di FB
Bergabunglah dengan masyarakat
kreatif.
Banyak pendidik yg masuk jebakan
pertemanan, misalmya di Facebook semata hanya masuk pada grup grup yg
menyuarakan kesejahteraan tanpa mau lebarkan sayap, belajar dari orang yg sdh
lebih dulu berkembang.Dengan menulis di blog maupun di media sosial, anda akan
jadi orang yg 'terlihat' pintar dan kreatif. Jika anda lakukan berulang kali,
maka dua sifat diatas akan melekat pada diri anda”
Ada pertanyaan yang menggelitikku,
Karena ini juga terjadi pada diriku, ha ha ha, “Kenapa iovasi bisa lahir karena
dipaksa? “
“ini justru menjadi salah faham ya, inovasi
lahir karena kebiasaan baik yang diulang terus-menerus… “
Wow, kenapa tidak Aku pasti bisa membiasaakan
diri menullis di blog, tiap hari!, Ada yang menimpali, “ saya setuju Pak dengan
jawabannya. Harusnya bisa menjadikan sebuah kebiasaan , bukan menjadi sebuah
terpaksa.”
Sang Narasumber mencoba menyampikan
pertanyaan berikutnya,
“Bagaimana cara anda belajar sebuah hal atau
keterampilan yg baru?” Kemudian jawaban bertubi-tubi muncul,
“Mengamati, mencoba dan berusaha
sampais sukses.”
Om Jay, sang moderator, turut menanggapi , berani mencoba dan focus
mempelajarinya”
“ mempelajari n mencobanya”
“ mencoba dan berusaha”
Pak Agus menambahkan, “ Terkait
dengan era kekinian, semua hal menjadi lebih cepat. Termasuk dalam hal
mempelajari kegiatan menulis di blog. Jika
anda guru SD, Anda bisa belajar dari:
1. YouTube
2. Rekan yg sdh membuat
“Jika anda guru SMP dan SMA, Anda bisa sibukkan
diri dgn menulis lalu ajak atau tunjuk siswa yg mahir IT utk mempelajari dan membuatkannya
utk anda. Sampai akhir nya anda bisa memposting tulisan anda sendiri.
Ada pertanyaan datang lagi ari
peserta, “ saya mengajar aqidah akhlak MTs, kira-kira apa contoh inovasi yang
bisa saya terapkan di sekolah terkait dengan bidang studi yang saya ampu Pak?””
Ide mengenai inovasi datang dari masalah
yg terjadi.
“Sebuah solusi pemecahan masalah hanya bisa
disebut inovatif bila:
1. Memberikan solusi
2. Berbiaya murah
3. Mudah ditiru
4. Gampang dilacak bukti perubahan
nya
Ada beberapa jenis blog yang saya ketahui, anda
bisa menambahkan jika berkenan
1. Review produk
2. Memberikan tips dan trik
3. Bercerita pengalaman (personal
branding)
Sang narasusmber mau curhat nih, ! “
Saat saya memulai menulis, motivasi
nya lebih pada karena saya dilanda 'burn out' atau kelelahan menjalankan
profesi sebagai pendidik. Waktu itu Facebook masih sangat baru di dunia
maya.Karena Facebook belum terkenal maka belum ada istilah 'curhat di dunia
maya'
Jadilah saya melakukan curhat lewat platform
blog yaitu wordpress. Namun saya berpikir, akan sangat sayang jika saya semata
curhat namun tidak berbagi solusi.Maka hal yang saya lakukan waktu itu adalah
1. Mulai dengan berpikir kesulitan
apa sebagai guru.
2. Mencari atau riset di internet mengenai solusi keluhan saya itu
3. Mengujicobakan di kelas
4. Menulis hasilnya di blog
Terima kasih @Om Jay ada banyak manfaat yang
saya rasakan dalam menulis di blog
1. Makin mencintai dunia pendidikan
2. Promosi dalam bidang pekerjaan.
Waktu memulai menulis blog saya adalah guru, kemudian menjadi kepala sekolah
dan saat ini menjadi konsultan,
pembicara serta pemimpin program peningkatan kualitas pendidikan di
beberapa provinsi di Indonesia.
3. Menjadi pembicara
Nomor 3 saya tandai secara khusus
dikarenakan seorang pembicara tdk akan menjadi seorang yg handal tanpa ia
menjadi penulis.Dikarenakan saat menulis ia akan melakukan riset yg akan
membuat materi yg dibawakan sbg pembicara menjadi bernas dan bermakna. Ada hal
yg tdk akan anda duga saat menjadi penulis. Keterampilan anda menjadi berbuah
dengan tambahan profesi sebagai pemateri/pembicara dan fasilitator. Anda hanya
harus belajar sedikit lagi mengenai andragogy (pendidikan orang dewasa)
Berikut kesimpulan yang narasumber
sampaikan,, wiiiih, inspiring betuuuul.
1. Menulislah singkat singkat saja.
Saya terinspirasi betul dengan Seth Godin yang tiap hari menulis
diblognya dengan singkat namun padat pengetahuan dan intisari pengalaman.
2. Jika sudah terbiasa menulis maka
akan merasa kurang jika belum menutup hari dengan menulis.
3. Menuliskah dimana saja dan dengan
alat apa saja. Saat saya menulis tulisan ini saya gunakan fasilitas notes di
smart phone saya, sambil menikmati perjalanan berangkat kerja dengan komuter di
pagi hari. Jadi tidak mesti menunggu berhadapan dengan laptop atau komputer
baru menulis.
Jika demikian mengapa bagi sebagian
pendidik menulis di blog itu menjadi hal yang memberatkan, padahal dengan
terampil dan menarik mereka menulis status di update media sosial mereka dengan tulisan menyentuh dan menggugah
semangat? hal-hal berikut ini adalah bisa menjadi kemungkinan jawabannya
Menulis di blog perlu waktu lama
untuk bisa dikenal publik atau bahkan bisa ‘tercium’ oleh mesin pencari google.
Tidak ada instant gratification
seperti kita menulis di facebook yang dalam waktu sekejap bisa dapatkan
‘jempol’ atau likes
Menulis di blog dianggap perlu punya
latar belakang teori padahal tidak selalu. Blog lebih bernuansa ‘diary’ atau
refleksi pengalaman.
Menulis blog dianggap seperti
menulis makalah ilmiah yang membuat pendidik merasa mesti tampil ‘sempurna’.
Jika pendidik itu kemudian berhasil menulis biasanya kemudian blognya menjadi
lama diisi kembali dikarenakan energinya habis dan menjadi kehilangan selera
untuk mengisinya kembali. Lebih baik menulis singkat. padat dan jelas daripada
sekali menulis sempurna lalu setelah itu hilang.
Bayangkan jika semua pendidik
berkenan berbagi pengalamannya lewat tulisan, singkat dan bersemangat, dijamin
pendidikan Indonesia menjadi maju dan berkembang dalam waktu yang cepat. Hal
ini dikarenakan cerita dari ‘lapangan’ bisa dibagi dan dibaca dan dijadikan
inspirasi oleh si pembaca untuk diterapkan di sekolahnya masing-masing.
Menulis blog berarti anda bersedia
untuk keluar dari zona nyaman .Hal ini dikarenakan
1. Anda secara tidak sadar akan
menekuni hal baru yang diperlukan kesabaran dan kesadaran dalam berbuat
2. Anda akan tersenyum saat ingat
pertama kali anda memulai
3. Anda akan menginspirasi orang
lain….
“ Super sekali…”
“ Kereeeee, Pak Agus.Makasih atas
ilmunya..”
“ Kita berikan tepuk tangan yang
meriah buatcpak Agus Sampurno…”
“ dan tepuk tangan juga buat
moderator kita, Om jay….!”