Menulis, Mendesain Covernya, Cari Penerbit Kemudian Menjualnya Sendiri
Pertemuan ke-12
Pertemuan ke-12
Asslmkum teman2 semua, kali ini saya akan mencoba
berbagi ilmu dari obrolan berkualitas saya dengan Pak Alpiyanto. Dulu beliau seoang guru dan sekarang
profesinya sebagai Trainer. Ketika bliau menjadi guru, beliau menuangkan
engalamannya tersebut dalam buku pertamanya yag berjudul ‘ Mendidik dengan
hati’.
Awal kisah beliau memulai menulis, sangatlah unik, “ Awalnya
hanya catatan kecil di buku catatan.Akhirnya terinspirasi untuk menulis, dan
ikut pelatihan menulis selama 2 hari.Terinspirasi dengan trainer nya, ketika
tulisan saya dibacanya dan mengatakan, kalau jadi buku tulisan ini, maka akan
best seller.Padahal saya baru menulis sekitar 5 baris.Sejak itulah saya senang
menulis.”
Pak Alpiyanto, punya rahasia menulis, “ Yaitu, kalau
menulis, ya menulis, tidak boleh dibaca, dibaca ketika keesokan harinya.Karena
kalau dibaca, maka tidak akan pernah jadi. “
Pernah suatu ketika, pak Alpiyanto ditolak penerbit
2x, dan akhirnya didiamkan. Allah puny acara lain, suatu ketika bapak ini
diundang ke Muara Enim utk menjadi pembicara dari 800 audience, dan para
audience ini menanyakan apakah bliau
sudh punya uku atau belum. Karena
pertanyaan tersebut, bliau coba perbaiki tulisnnya . pada saat beliau perbaiki
tulisan tersebut, beliau sudah diundang lagi untuk menjadi pembcara dari 1200
peserta dan buku belum slesai dicetak,. Alhamdulillah, akhirnya 300 buku
terjual di hari berikutnya dan modal kembali.
Pak Alpiyanto
menyimpulkan bahwa untuk menulis buku ini beliau lebih memilih pada buku yang
bersifat HOW TO, karena lebih mudah dan sangat dibutuhkan orang.Ternyata benar,
saya sering diundang untuk pelatihan skala besar dan langsung satu paket dengan
buku. Disinilah penjualan nya cepat.
Pak Alpiyanto menulis sendiri, mendesain covernya,
(kemudian diperbaiki oleh desainer), cari penerbit untuk hanya mencetak,
kemudian menjualnya sendiri dalam pelatihan atau seminar, “Saya tidak tertarik
lagi mengajukan ke penerbit, dan uang nya cukup terasa. Jauh perbedaannya.Tekad
yang kuat dan keberanian adalah kunci utama bagi saya.”
Ide beliau menulis dengan mengangkat dari pengalaman
pribadi sebagai guru, mendengarkan keluhan teman-teman, dan tulisan kertas ke
pada peserta pelatihan tentang apa harapan mereka mengikuti pelatihan ini, dan
apa masalahnya. Semua ide tersebut dikumpulkan. Dari situlah beliau membuat
daftar isi dan menuliskannya. Kemudian disesuaikan dengan konteks kekinian
sehingga menjadi aktual.
Karena buku lebih pada HOW TO, masalah aktual dan
solusi, ketika para audience menerapkan langkah-langkah nya dan berhasil,
mereka cerita kepada teman-teman nya.
Akhirnya bliau diundang lagi. Misalnya, ketika bliau dicari
oleh orang Malaysia yang ingin ketemu melalui seseorang, yang katanya ingin
belajar bagaimana cara mendidik dengan hati. Akhirnya disepakati bertemu dan preentasi di Cikarang, dan ALHAMDULILLAH dan
tertarik, dan langsung dijadwalkan untuk
memberi pelatihan di Malaysia salama 4 hari.
Di sekolah Islam internasional al-Ahyar Johor
Malaysia. Akhirnya saya juga diminta sebagai think tank di sekolah tersebut,
dan minta dijadwalkan secara berkala.
Sebenarnya, beliau itu Pendiam, Kurang gaul, Pemalu, Kurang
PD, Lebih suka sendiri dan Gagap. Tetapi karena sering berbagi, sehingga, yang
6 hal diatas berangsur-angsur hilang.
Di bawah ini buku buku beliau :semua buku dan
pelatihan lebih pendekatan hati.
Dan hampir
setiap buku saya ada pelatihan nya:
· Kalau pendidikan:
Rahasia Mudah Mendidik Dengan Hati
· Kalau Parenting
Menjadi orang tua yang dirindukan anak-anak dan
keluarga.
· Kalau Kesehatan
Terapi dengan hati
· Kalau untuk Perusahaan
Rahasia Indahnya Bekerja Dengan Hati
· Kalau untuk Marketing
Rahasia Indahnya Menjual dan Mencari rezeki dengan
hati.
Dan lain-lain.
Sekarang beliau menulis dan memberi perhatian Rahasia
Samudera Hati
Karena menulis buku non fiksi menggunakan banyak referensi,
maka tips, agar terbebas dari plagiasi adalah baca berulangkali, dan ambil
substansi nya, kemudian tuliskan dalam bahasa sendiri.
Kesimpulan:
1. Menulislah dari apa yang dialami, maka tulisan akan
mengalir dengan sendirinya.
2. Jadikan buku itu dibuatkan pelatihan agar pemasaran
nya lebih mudah.
3. Perbanyak testimoni dengan mempraktekkan, karena
itu adalah magnet yang akan menjadi nilai jual.